Biskuit Rasa Suatu Hari Nanti
Di sana, Aku menatap mata Menulis disetiap lema dengan pena, Aku bukan Sapardi yang bermimpi "Pada Suatu Hari Nanti" Aku hanyalah Joko Pinurbo, Dengan ibadah puisinya Dengan sepotong biskuit Khong Guannya, Rasa ini dinikmati sedikit demi sedikit bak biskuit Hati ini pernah berjuang, tapi isi hatinya bukan rasa ini Bak toples Khong Guan berisikan rengginang Dibuka dan ditutup kembali, karena isinya tak sama Ya, itulah rasa, ketika menetap di tempat yang tak tepat 210321 L.d. Fernandatama